Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti
merupakan perwakilan semua tipe hutan di pulau Sumba, termasuk hutan
elfin yang jarang terdapat dan memiliki keanekaragaman jenis bernilai
cukup tinggi terutama yang terdapat pada ketinggian 800 meter dari
permukaan laut.
Kawasan Taman Nasional Laiwangi
Wanggameti merupakan bagian tak terpisahkan dari lingkungan sekitarnya
dimana keduanya terjadi interaksi yang saling mempengaruhi. Oleh karena
itu kelestarian yang menjadi prinsip pengelolaan kawasan konservasi
harus mencakup tiga aspek yakni kelestarian ekologi, kelestarian
ekonomi, dan kelestarian sosial budaya.
Informasi Singkat Taman Nasional Laiwangi Wanggameti :
Informasi Singkat Taman Nasional Laiwangi Wanggameti :
Dinyatakan ---
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 576/Kpts-II/98 luas 47.014 hektar
Ditetapkan ---
Letak Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Temperatur udara 26° - 30° C
Curah hujan Rata-rata 1.900 mm/tahun
Ketinggian tempat 50 – 1.225 meter dpl
Letak geografis 9°58’ - 10°11’ LS, 120°00’ - 120°22’ BT
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 576/Kpts-II/98 luas 47.014 hektar
Ditetapkan ---
Letak Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Temperatur udara 26° - 30° C
Curah hujan Rata-rata 1.900 mm/tahun
Ketinggian tempat 50 – 1.225 meter dpl
Letak geografis 9°58’ - 10°11’ LS, 120°00’ - 120°22’ BT
Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan
antara lain jambu hutan (Syzygium sp.), pulai (Alstonia scholaris),
beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum
zeylanicum), honggi (Myristica littoralis), suren (Toona sureni), taduk
(Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), dan hangkang
(Palaquium obovatum).
Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan
habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca
fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus
salvator), ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan (Gallus
gallus).
Kawasan TN Laiwangi Wanggameti merupakan populasi utama burung walik rawamanu
(Ptilinopus dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai
jenis burung lainnya seperti gemak Sumba (Turnix everetti), kakatua
cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella),
sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina
dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi).
Tercatat sebanyak 43 jenis kupu-kupu termasuk tiga jenis endemik di Nusa Tenggara yaitu kupu-kupu halipron (Troides haliphron naias), Elimnias amoena, Sumalia chilo, Ideopsis oberthurii, dan Athyma karita.
Laiwangi-Wanggameti belum lama ditunjuk sebagai taman nasional, sehingga fasilitas untuk pengunjung masih sangat terbatas. Akomodasi yang tersedia berupa homestay yang disediakan dan dikelola oleh masyarakat setempat.
Di sekitar Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti banyak dijumpai kuburan kuno yang diukir dengan beberapa motif seperti kuda, kerbau, orang lelaki dan wanita. Kuburan kuno ini merupakan simbol dan status sosial dari keluarga yang ditinggalkan.
Musim kunjungan terbaik: bulan Maret s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya. Sebagai tambahan, anda bisa menyaksikan pertunjukan kakatua di alam (masa breeding) di blok-blok khusus TN Laiwangi Wanggameti pada bulan September minggu ke IV sampai dengan Oktober minggu ke II.