... Join Us On Facebook

Jumat, 09 November 2012

Kabar Kegiatan Pengelolaan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti (Bagian 10)

Jumat, 09 November 2012
PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN SECARA EX-SITU MELALUI KEGIATAN KEBUN BIBIT
Oleh : Tri Wiyanto, S.Hut (PEH Balai TNLW)

Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai kawasan pelestarian alam, Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti berupaya untuk menjaga kelestarian kawasan hutan Laiwangi dan hutan Wanggameti. Salah satu upaya tersebut adalah melalui kegiatan kebun bibit yang terdiri dari tumbuhan-tumbuhan unggulan lokal sebagai suatu langkah pengawetan jenis tumbuhan di luar kawasan (ex-situ).

Latar belakang lain dari kegiatan kebun bibit adalah guna mengemban amanat Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 13 ayat (1) yaitu Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan suaka alam. Sedangkan pada pasal (2) Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di luar kawasan suaka alam dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa untuk menghindari bahaya kepunahan. 

Tujuan dengan adanya kebun bibit tersebut diantaranya adalah :
1. Mewujudkan terjaminnya kelestarian sumberdaya berupa flora yang ada di dalam kawasan hutan Laiwangi Wanggameti.
2. Menyediakan ketersediaan bibit unggulan lokal yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengkayaan jenis di dalam kawasan maupun membantu penyediaan kebutuhan bibit masyarakat desa penyangga kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.

Jenis-jenis tumbuhan yang dikembangkan dalam kegiatan kebun bibit adalah jenis jenis tumbuhan unggulan local yang ada di dalam kawasan terdiri dari jenis Injuwatu (Pleiogynium timorensis), Kalumbang, Cendana (Santalum album), Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Jambu mete (Anacardium occidentale).

Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka perlu melalui tahapan-tahapan yang jelas dan terencana dengan baik agar dalam pelaksanaan di lapangan tidak menemui kendala. Tahapan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan lokasi kebun bibit 
Lokasi yang dipilih untuk pembuatan kebun bibit adalah di halaman belakang kantor Resort Tawui, dengan pertimbangan mudah dalam pengawasan dan perawatan. Kebun bibit dibuat dengan ukuran 18 m x 12 m sehingga total luas kebun bibit adalah 216 m². Kemudian untuk penempatan polybag dibuat dengan system bedeng dengan ukuran 5 m x 1 m.

Bedeng yang telah disiapkan tersebut kemudian diberi naungan dengan menggunakan paranet 70% untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk serta melindungi dari siraman air hujan. Selain itu kebun bibit dibuat pagar keliling sehingga terhindar dari kerusakan akibat hewan yang masuk.

2. Penyiapan media tabur 
Media tabur sangat diperlukan untuk memastikan semai yang di polybag nanti benar-benar terisi oleh semai yang hidup. Media tabur dibuat dari bahan tanah yang dicampur pupuk serta pasir. Pemakaian bahan pasir bertujuan agar pada waktu proses penyapihan akar semai tidak tercabut saat penyapihan.

3. Pengisian media tanah pada polybag
Tanah yang dipilih yaitu tanah bagian atas (top soil) dan dicampur dengan pupuk kandang sehingga tersedia hara bagi pertumbuhan bibit/biji yang telah tertanam di polybag. Pengisian polybag dilakukan dengan melibatkan masyarakat desa Tawui.

Selain itu siswa-siswa yang berada di sekitar kantor Resort Tawui ikut berpartisipasi dalam mengisi media tanah pada polybag, dan tentunya pada waktu setelah pulang jam pelajaran sekolah. Hal ini berdampak positif yaitu memberikan pendidikan konservasi dengan menanamkan kesadaran untuk menanam pohon pada generasi muda khususnya anak-anak sekolah di desa Tawui yang di awali dengan pembuatan kebun bibit.

4. Penanaman biji/semai ke polybag 
Selain dilakukan penaburan biji pada media tabur untuk mendapatkan semai yang bagus, biji dari jenis tanaman yang akan dikembangkan sebagian ada yang langsung ditanam pada polybag yang telah siap dengan media tanah (top soil) yang telah dicampur dengan pupuk kandang.

Polybag yang siap ditanam biji/semai perlu di siram air terlebih dahulu agar memudahkan penanaman biji serta dapat memecah masa dormasi biji secara cepat. Dilakukan secara hati-hati agar tidak tidak merusak polybag.

5. Perawatan 
Dilakukan setelah semua penanaman biji pada polybag telah selesai dengan menyiram secara rutin yaitu 2 hari sekali. Selain itu dilakukan pembersihan rumput yang berada di dalam polybag dan di bedengan sehingga dapat menghilangkan persaingan semai dengan rumput dalam memperoleh unsur hara di dalam tanah tanah. Perlu juga dilakukan pemupukan apabila terlihat gejala kekurangan nutrisi pada semai.

Kebun bibit merupakan salah satu kegiatan nyata yang kedepan dapat membantu dalam upaya menjaga kelestarian sumberdaya alam dalam kawasan. Secara teknis, bibit tumbuhan siap tanam dapat di gunakan untuk pengkayaan jenis tumbuhan di dalam kawasan. Sebagian lagi dapat disalurkan kepada masyarakat untuk ditanam pada lahan mereka masing-masing, sehingga dalam waktu jangka panjang dapat mengurangi ketergantungan warga masyarakat pada sumberdaya alam di dalam kawasan hutan taman nasional, terutama dalam memperoleh kayu untuk bangunan. Selain itu dapat membantu penyediaan bibit tanaman budidaya misalnya jambu mete guna meningkatkan produktivitas lahan masyarakat sehingga mampu meningkatkan penghasilan.

Diharapkan dari Pengembangbiakan dan Pengawetan jenis tumbuhan secara ex-situ melalui kegiatan Kebun Bibit menjadikan kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti tetap terjaga kelestariannya serta masyarakat daerah penyangga, khususnya masyarakat desa Tawui dan sekitarnya dapat terbantu secara ekonomi dengan tersedianya bibit tanaman budidaya.

Salam Konservasi...!

0 komentar:

Posting Komentar

 
◄| Rumah | Tentang Kami | Copyright © 2012 - Laiwangi Pos | Powered by Blogger | Design by Blogbulk - Pocket | Distributed by Deluxe Templates | Galeri Foto | Hubungi Kami | ►