... Join Us On Facebook

Minggu, 14 Agustus 2016

Directorate of Environmental Services - Ministry of Forestry

Minggu, 14 Agustus 2016

Directorate of Environmental Services - Ministry of Forestry


Melalui HKAN 2016, Kementerian LHK Targetkan Kenaikan 10% Populasi 25 Satwa Endemik Prioritas

Posted: 14 Aug 2016 10:08 PM PDT

Minggu (14/8/16), sekitar pukul 06:00 WIB – 09:00 WIB, suasana Car Free Day di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, mendadak riuh dengan munculnya beberapa kepala satwa endemik Indonesia, seperti Badak Jawa, Orang Utan, Harimau Sumatra, Rangkong dan Gajah Sumatra. Kepala-kepala satwa tersebut muncul diantara barisan sekitar 1.200 lebih orang yang berpartisipasi dalam Parade Keanekaragaman Hayati Indonesia. Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2016 yang puncaknya jatuh pada tanggal 10 Agustus. Melalui HKAN yang diperingati semenjak  2009, diharapkan rakyat Indonesia semakin sadar akan pentingnya keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.

 "Mari bersama-sama jaga dan lestarikan keanekaragaman hayati kita. Jangan pernah menyerah sampai keanekaragaman hayati yang kita miliki tidak akan punah," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Tachrir Fahoni, dalam sambutannya pada parade tersebut.

 Acara yang diprakarasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagaimana disebutkan dalam press realease, diikuti oleh berbagai unsur seperti pemerintah, mitra LSM, praktisi konservasi, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga konservasi, swasta dan masyarakat umum.

 Selain Dirjen KSDAE, tampak dalam barisan parade turut serta Tenaga Ahli Menteri LHK, Kelik Wirawan; Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Bambang Dahono Adji;  serta Kepala Subdit Penerapan Konvensi Internasional Dit KKH Ratna Kusuma Sari; dan Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat, Tedi Sutedi.  

 Parade dalam bentuk gerak jalan ini dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat luas akan pentingnya kelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Sebagaimana dikatakan oleh Dirjen KSDAE kepada para wartawan pada saat parade.

"Dengan acara seperti ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk ikut berpatisipasi dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kenanekaragaman hayati di Indonesia. Untuk diketahui Indonesia menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang luar biasa," ujar Tachrir Fathoni.

 Kementerian LHK telah menetapkan 551 kawasan konservasi yang terdiri dari 52 Taman Nasional, 123 unit Taman Wisata Alam (TWA), 73 unit Suaka Margasatwa, 219 unit Cagar Alam, 11 unit Taman Buru dan 47 unit kawasan konservasi berstatus KSA/KPA. Ini merupakan bukti dan bentuk komitmen pemerintah dalam hal ini KLHK untuk menjaga dan mengawasi berbagai ancaman yang terjadi terhadap keanekaragaman hayati Indonesia. Disebutkan Indonesia sendiri merupakan negara megabiodiversitas dengan 17% dari keanekaragaman hayati seluruh dunia ada di Indonesia.

 Dikatakan oleh Tachrir Fathoni, dalam lima tahun kedepan KLHK menargetkan kenaikan 10 persen jumlah populasi 25 satwa endemik yang menjadi prioritas di Indonesia untuk dilestarikan.

 Satwa-satwa prioritas tersebut yaitu Orangutan, Gajah Sumatra, Badak Jawa, Badak Sumatra, Owa Jawa, Bekantan, Komodo, Jalak Bali, Maleo, Elang, Kakatua, Macan Tutul, Rusa,

Harimau Sumatra, Burung Cenderawasih, Banteng Jawa, Kanguru Pohon, Tarsius, Surili, Penyu, Babi Rusa, Celepuk Rinjani, Monyet Hitam dan Julang Sumba.

 "Untuk meningkatkan populasi satwa-satwa endemik Indonesia yang tidak ada duanya didunia tersebut kita akan fokuskan secara langsung baik itu di dalam kawasan konservasi (in situ) maupun ex situ – diluar kawasan konservasi – melalui penangkaran," ujar Tachrir Fathoni. 

Selain itu Tachrir Fathoni juga mengatakan, jajarannya juga akan meningkatkan kerjasama untuk mewujudkan kawasan ekosistem esensial bagi satwa langka melalui kerjasama dengan pemerintah daerah dan LSM. Kawasan ini nantinya diharapkan selain menjadi wilayah konservasi juga dapat menjadi daerah tujuan wisata khusus atau pilihan dan edukasi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

[teks&foto | ©PJLHK | 15082016 |harley]

Puncak Peringatan HKAN 2016, Taman Nasional Bali Barat

Posted: 14 Aug 2016 09:48 PM PDT

Puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2016, digelar di pantai Karang Sewu, Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat, Rabu 10 Agustus 201. Direktur Jenderal KSDAE, Tachrir Fathoni memimpin jalannya perayaan HKAN 2016 mewakili Menteri LHK dan pada kesempatan tersebut membacakan sambutan Menteri LHK.

Pada puncak perayaan ini, berbagai elemen masyarakat mendapat penghargaan dari Menteri LHK karena kiprah mereka dalam bidang konservasi antara lain penggiat pemanfaatan jasa lingkungan air dan wisata alam, pelestari satwa, pengamanan tumbuhan dan satwa liar, pendidikan konservasi, dll. . Penghargaan juga diberikan kepada para pemenang lomba Foto dan Karya Tulis. Dalam kesempatan ini, Menteri LHK mendapat indukan Jalak Bali hasil penangkaran dari masyarakat. Selain itu, Menteri LHK juga menerima dokumen Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial Sebagai Koridor Orangutan di Bentang Alam Wehea-Kelay dari Gubernur Kalimantan Timur. "Ini merupakan hal yang membanggakan dan ntuk pertama kali di Indonesia. Semoga hal ini dapat menjadi contoh bagi propinsi-propinsi lain di Indonesia," tegas Tachrir Fathoni saat menerima dokumen tersebut.

Peringatan HKAN 2016, diakhiri dengan pelepasan satu burung Kangkareng dan penanaman koral di pantai Karang Sewu, serta pelepasan Rusa Timor di kawasan Taman Nasional Bali Barat.

Sejak ditetapkannya tanggal 10 Agustus sebagai Hari Konservasi Alam Nasional oleh Presiden Republik Indonesia melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2009, maka sejak saat itulah tanggal 10 Agustus menjadi momentum yang istimewa karena mempunyai arti penting bagi peningkatan pemahaman mengenai konservasi alam bagi masyarakat ndonesia, khususnya generasi muda. Jambore Nasional Konservasi Alam dilaksanakan untuk menggalang komitmen generasi muda penerus bangsa untuk peduli pada kemajuan konservasi alam, sebagai bagian dari pembangunan nasional.

Dengan komitmen yang kuat dari generasi muda, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berharap berbagai bentuk implementasi atas konsep konservasi alam, seperti pengelolaan ekosistem dalam kawasan konservasi  dan pelestarian jenis tumbuhan dan satwa liar, termasuk didalamnya pelestarian sumber daya genetik, mendapat dukungan bukan saja dari generasi muda tetapi juga dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pemerintah daerah,pelaku usaha, maupun masyarakat secara umum.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam implementasi konservasi alam, sesungguhnya selain untuk menjaga keberlangsungan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, tetapi juga memberikan manfaat kepada bangsa dan masyarak Indonesia. Karena itu, dalam Jambore Nasional Konservasi Alam tahun 2016 ini, mengusung tema: "Konservasi Untuk Masyarakat".

Sampai Jumpa di HKAN 2017, Salam Lestari!

[teks&foto | ©PJLHK | 15082016 |triwin]

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
◄| Rumah | Tentang Kami | Copyright © 2012 - Laiwangi Pos | Powered by Blogger | Design by Blogbulk - Pocket | Distributed by Deluxe Templates | Galeri Foto | Hubungi Kami | ►