PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT PEMANFAAT AIR DI DESA PRAINGKAREHA
Oleh : Erik Kurniawan, A.Md (Polhut Balai TNLW)
Kegiatan pembentukan kelompok masyarakat pemanfaat air ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2012 di Desa Praingkareha Wilayah Kerja SPTN 1 Tabundung. Output yang dicapai pada kegiatan ini adalah terdatanya kelompok tani di Desa Praingkareha (selanjutnya disebut sebagai kelompok masyarakat pemanfaat air) yang secara langsung memanfaatkan air yang bersumber dari dalam kawasan hutan (sumber mata air) konservasi TN Laiwangi Wanggameti. Selain itu juga tercapainya kesepahaman (MoU) untuk kelestarian sumber mata air (kawasan hutan konservasi) demi pemanfaatan air yang berkelanjutan yang disertai kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap kelestarian kawasan hutan merupakan output selanjutnya dalam kegiatan ini.
Peserta kegiatan berjumlah 20 orang masyarakat Desa Praingkareha. Narasumber kegiatan berasal dari dua instansi, pemerintah kecamatan Tabundung dan Balai TN Laiwangi Wanggameti. Tema utama dalam penyampaian materi menuju nota kesepahaman antara kedua belah pihak adalah Kelestarian Kawasan Hutan Konservasi dan Kelestarian Sumberdaya Air.
Narasumber berasal dari Pemerintah Kecamatan Tabundung (Sekcam Tabundung), Melkianus H. Pely, dengan materi yang disajikan adalah “Pentingnya Menjaga Hulu (Mata Air) Untuk Kelestarian Sumberdaya Air”. Pada dasarnya melalui penyampaian materi tersebut, beliau menghimbau seluruh masyarakat desa praingkareha untuk menjaga hulu sumber mata air demi kelestarian sumberdaya air yang mendukung berbagai aktivitas kehidupan. Hal tersebut dimaksudkan supaya kapasitas air untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari (rumah tangga) tetap tersedia selama musim kemarau yang dialirkan secara khusus melalui jalur irigasi.
Narasumber selanjutnya berasal dari Balai TN Laiwangi Wanggameti yang secara beruntun membahas materi tentang “Kebijakan Pengelolaan TNLW Terhadap Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air di Kawasan Konservasi, Pemanfaatan Air Bagi Masyarakat dan Timbal Balik Ke Kawasan Konservasi, dan Pembentukan Kelompok Masyarakat Pemanfaat Air Pelestari Kawasan Konservasi”. Adapun tujuan dari adanya penyampaian materi tersebut adalah untuk memberikan pemahaman umum terhadap masyarakat Desa Praingkareha supaya lebih sadar terhadap kelestarian alam dan lingkungan sumberdaya air (mata air) di kawasan hutan konservasi. Pemahaman masyarakat tersebut nantinya akan dirangkum menjadi suatu bentuk kelompok masyarakat dan tercatat dalam bentuk nota kesepahaman tentang pemanfaatan air secara lestari antara masyarakat sebagai pemanfaat air (yang diwakili kelompok tani Kanjuruk Harangi) dengan Balai TN Laiwangi Wanggameti sebagai pengelola kawasan konservasi (yang diwakili SPTN Wilayah 1 Tabundung).
Perumusan dan penandatanganan MoU mulai dilaksanakan setelah adanya penyampaian materi dan diskusi panel. Menuju MoU peserta kegiatan diberikan pemahaman mendasar tentang apa yang terkandung dan tercatat di dalam MoU yang harus ditaati oleh kedua belah pihak. Pemahaman mendasar yang disampaikan diantaranya berupa fungsi utama kawasan konservasi, hak dan kewajiban pihak pemanfaat air dan pihak pengelola kawasan konservasi, tujuan perjanjian kerjasama (MoU), prinsip pemanfaatan jasa lingkungan air dari dalam kawasan hutan konservasi dan masa berlaku perjanjian dengan masa evaluasi.
Perlu diketahui oleh kedua belah pihak bahwa dalam MoU peran Taman Nasional sebagai FASILITATOR sekaligus PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI dan disebut sebagai PIHAK PERTAMA. Sedangkan peran Masyarakat (diwakili kelompok tani) sebagai KELOMPOK MASYARAKAT PEMANFAAT AIR sekaligus PELESTARI KAWASAN KONSERVASI dan disebut sebagai PIHAK KEDUA. Pihak Pertama dan Kedua selanjutnya disebut sebagai PARA PIHAK. Sifat MoU pemanfaatan air secara lestari ini tergolong pada kategori non komersial, hal ini berarti bahwa status masyarakat daerah sekitar kawasan sebagai pemanfaat air langsung tersebut tidak perlu membayar sejumlah uang/kompensasi terhadap Taman Nasional sebagai pengelola kawasan konservasi cukup dengan menjaga kelestarian kawasan hutan konservasi sebagai sumber mata air. Hal tersebut berlaku ketentuan selama penggunaan/pemanfaatan air yang dilakukan oleh masyarakat tersebut tidak diperjualbelikan dalam bentuk produk lain.
Penandatanganan MoU dilaksanakan setelah proses perumusan melalui diskusi panel terlaksana dengan hasil akhir kedua belah pihak menyetujui isi MoU (berkas salinan MoU dapat diunduh disini). Pihak pengelola kawasan konservasi yang menandatangani MoU diwakili oleh I Made Astra Wijaya, S.H sebagai pihak pertama sekaligus berkedudukan sebagai Kepala SPTN Wilayah 1 Tabundung. Sedangkan, Pihak pemanfaat air yang menandatangani diwakili oleh UK. Ndjangatana sebagai pihak kedua sekaligus berkedudukan sebagai ketua kelompok tani Kanjuruk Harangi.
Pelaksanaan kegiatan pembentukan kelompok masyarakat pemanfaat air tahun 2012 di SPTN Wilayah 1 Tabundung khususnya di Desa Praingkareha secara keseluruhan berjalan lancar dan mencapai output yang ditargetkan. Berbagai kendala dan permasalahan yang ada sewaktu menjelang pelaksanaan yang diakibatkan kehadiran peserta sehingga mengakibatkan molornya ketepatan waktu pelaksanaan, hal tersebut secara teknis dapat teratasi melalui kerjasama tim lapangan secara efektif dan efisien.
Kegiatan pembentukan kelompok masyarakat pemanfaat air tahun 2012 bukan merupakan akhir kegiatan untuk membina masyarakat di kawasan penyangga taman nasional. Hal tersebut dikarenakan kelompok masyarakat pemanfaat air (kelompok tani Kanjuruk Harangi) masih memerlukan pembinaan dalam rangka evaluasi MoU tahunan dan penyusunan arahan program dan rencana operasional kelompok berdasarkan tujuan utama perjanjian kerjasama (MoU) pemanfaatan air secara lestari yang berasal dari dalam kawasan hutan konservasi taman nasional Laiwangi Wanggameti.
Narasumber selanjutnya berasal dari Balai TN Laiwangi Wanggameti yang secara beruntun membahas materi tentang “Kebijakan Pengelolaan TNLW Terhadap Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air di Kawasan Konservasi, Pemanfaatan Air Bagi Masyarakat dan Timbal Balik Ke Kawasan Konservasi, dan Pembentukan Kelompok Masyarakat Pemanfaat Air Pelestari Kawasan Konservasi”. Adapun tujuan dari adanya penyampaian materi tersebut adalah untuk memberikan pemahaman umum terhadap masyarakat Desa Praingkareha supaya lebih sadar terhadap kelestarian alam dan lingkungan sumberdaya air (mata air) di kawasan hutan konservasi. Pemahaman masyarakat tersebut nantinya akan dirangkum menjadi suatu bentuk kelompok masyarakat dan tercatat dalam bentuk nota kesepahaman tentang pemanfaatan air secara lestari antara masyarakat sebagai pemanfaat air (yang diwakili kelompok tani Kanjuruk Harangi) dengan Balai TN Laiwangi Wanggameti sebagai pengelola kawasan konservasi (yang diwakili SPTN Wilayah 1 Tabundung).
Perumusan dan penandatanganan MoU mulai dilaksanakan setelah adanya penyampaian materi dan diskusi panel. Menuju MoU peserta kegiatan diberikan pemahaman mendasar tentang apa yang terkandung dan tercatat di dalam MoU yang harus ditaati oleh kedua belah pihak. Pemahaman mendasar yang disampaikan diantaranya berupa fungsi utama kawasan konservasi, hak dan kewajiban pihak pemanfaat air dan pihak pengelola kawasan konservasi, tujuan perjanjian kerjasama (MoU), prinsip pemanfaatan jasa lingkungan air dari dalam kawasan hutan konservasi dan masa berlaku perjanjian dengan masa evaluasi.
Perlu diketahui oleh kedua belah pihak bahwa dalam MoU peran Taman Nasional sebagai FASILITATOR sekaligus PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI dan disebut sebagai PIHAK PERTAMA. Sedangkan peran Masyarakat (diwakili kelompok tani) sebagai KELOMPOK MASYARAKAT PEMANFAAT AIR sekaligus PELESTARI KAWASAN KONSERVASI dan disebut sebagai PIHAK KEDUA. Pihak Pertama dan Kedua selanjutnya disebut sebagai PARA PIHAK. Sifat MoU pemanfaatan air secara lestari ini tergolong pada kategori non komersial, hal ini berarti bahwa status masyarakat daerah sekitar kawasan sebagai pemanfaat air langsung tersebut tidak perlu membayar sejumlah uang/kompensasi terhadap Taman Nasional sebagai pengelola kawasan konservasi cukup dengan menjaga kelestarian kawasan hutan konservasi sebagai sumber mata air. Hal tersebut berlaku ketentuan selama penggunaan/pemanfaatan air yang dilakukan oleh masyarakat tersebut tidak diperjualbelikan dalam bentuk produk lain.
Penandatanganan MoU dilaksanakan setelah proses perumusan melalui diskusi panel terlaksana dengan hasil akhir kedua belah pihak menyetujui isi MoU (berkas salinan MoU dapat diunduh disini). Pihak pengelola kawasan konservasi yang menandatangani MoU diwakili oleh I Made Astra Wijaya, S.H sebagai pihak pertama sekaligus berkedudukan sebagai Kepala SPTN Wilayah 1 Tabundung. Sedangkan, Pihak pemanfaat air yang menandatangani diwakili oleh UK. Ndjangatana sebagai pihak kedua sekaligus berkedudukan sebagai ketua kelompok tani Kanjuruk Harangi.
Pelaksanaan kegiatan pembentukan kelompok masyarakat pemanfaat air tahun 2012 di SPTN Wilayah 1 Tabundung khususnya di Desa Praingkareha secara keseluruhan berjalan lancar dan mencapai output yang ditargetkan. Berbagai kendala dan permasalahan yang ada sewaktu menjelang pelaksanaan yang diakibatkan kehadiran peserta sehingga mengakibatkan molornya ketepatan waktu pelaksanaan, hal tersebut secara teknis dapat teratasi melalui kerjasama tim lapangan secara efektif dan efisien.
Kegiatan pembentukan kelompok masyarakat pemanfaat air tahun 2012 bukan merupakan akhir kegiatan untuk membina masyarakat di kawasan penyangga taman nasional. Hal tersebut dikarenakan kelompok masyarakat pemanfaat air (kelompok tani Kanjuruk Harangi) masih memerlukan pembinaan dalam rangka evaluasi MoU tahunan dan penyusunan arahan program dan rencana operasional kelompok berdasarkan tujuan utama perjanjian kerjasama (MoU) pemanfaatan air secara lestari yang berasal dari dalam kawasan hutan konservasi taman nasional Laiwangi Wanggameti.
0 komentar:
Posting Komentar